Minggu, 13 Maret 2011

peta topografi dan geologi

1. Simbol dan Warna Pada Peta Topografi

Agar pembuatan peta dapat dilakukan dengan baik, ada dua hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu simbol dan warna. Sebelum dibahas mengenai simbol dan warna pada peta ini, silahkan Anda perhatikan skema di bawah ini.
.



Uraian berikut ini akan menjelaskan satu demi satu mengenai pengertian simbol dan warna tersebut

a. Simbol Peta

Pada peta, Anda juga akan melihat simbol-simbol, gunanya agar informasi yang disampaikan tidak membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi syarat, sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang digambarkan dengan tepat. Syarat-syarat tersebut adalah: sederhana, mudah dimengerti dan bersifat umum (seperti disepakati oleh para kartografer).
Macam-macam simbol peta.
1) Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya. Kalau Anda perhatikan, pada sebuah peta banyak terdapat simbol-simbol. Berikut ini kita akan pelajari mengenai simbol-simbol berdasarkan bentuknya.
a) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional, seperti simbol kota, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat dari permukaan laut.
Contoh: simbol titik


Gambar 1.1. Simbol titik pada peta pertambangan.


Gambar 1.2. Contoh simbol titik.




b) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis seperti simbol sungai, batas wilayah, jalan, dsb.
Contoh: simbol garis.


Gambar 1.3. Contoh simbol garis.

c) Simbol luasan (area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area seperti: padang pasir, rawa, hutan.
Contoh: simbol luasan (area).




Gambar 1.4. Contoh simbol area

d) Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur atau gerak.
Contoh: simbol aliran.


Gambar 1.5. Contoh peta pola pengiriman kopi.

Berdasarkan simbol aliran pada gambar 1.5 dapat disimpulkan bahwa pengiriman kopi terbesar di dunia adalah dari wilayah Afrika Barat menuju wilayah Eropa.

e) Simbol batang, digunakan untuk menyatakan suatu harga/dibandingkan dengan harga/nilai lainnya.
Contoh: simbol batang.


Gambar 1.6. Peta ekonomi jumlah data tercermin Pada tinggi/ panjang batang.

Keterangan gambar 1.6.
Berdasarkan simbol batang yang terdapat pada peta dan harga setiap ruasnya (1 ruas harganya 100.000 ton padi), dapat disimpulkan wilayah (propinsi) yang produksi padinya terbanyak adalah Kalimantan Selatan dan paling sedikit adalah
Kalimantan Timur.

f) Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah) dalam
bentuk prosentase.
Contoh: simbol lingkaran.



Gambar 1.7. Peta dengan simbol lingkaran.

Keterangan gambar 2.7.
Berdasarkan simbol lingkaran pada gambar 2.7, dapat disimpulkan bahwa 1/4 bagian (25%) tanah digunakan untuk lain-lain (selain pertanian, perkebunan dan hutan). Sedangkan 3/8 bagian (37,5%) digunakan untuk pertanian, 3/8 bagian (37,5%) lagi digunakan untuk perkebunan dan kehutanan. Pada simbol lingkaran, luas lingkaran mencerminkan jumlah data.

g) Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin besar simbol
bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknya makin kecil simbol
bola berarti isi (volume) makin kecil.
Contoh: simbol bola.


Gambar 1.8. Peta penduduk pada simbol bola, isi bola mencerminkan jumlah data.

Keterangan gambar 1.8.
Berdasarkan besarnya symbol bola, wilayah yang simbol bolanya lebih besar menunjukkan jumlah penduduknya lebih banyak.

2) Macam-macam simbol peta berdasarkan sifatnya.
Simbol-simbol yang Anda lihat pada peta, ada yang menyatakan jumlah dan ada yang hanya membedakan. Berdasarkan sifatnya, simbol peta dibedakan menjadi dua macam yaitu: simbol yang bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif. Simbol berdasarkan sifatnya.

a) Simbol yang bersifat kualitatif.
Simbol ini digunakan untuk membedakan persebaran benda yang digambarkan.
Misalnya untuk
menggambarkan daerah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya.



Gambar 1.9. Simbol luasan yang bersifat kualitatif Simbol ini hanya untuk membedakan daerah A, B, dan C saja.


Keterangan gambar 1.9.
Untuk membedakan antara daerah A, B, dan C, digunakan arsir yang berbeda.


b) Simbol yang bersifat kuantitatif. Simbol ini digunakan untuk membedakan atau menyatakan jumlah.
Contoh: simbol yang bersifat kuantitatif.


Gambar 1.10. Simbol luasan yang bersifat kuantitatif, untuk membedakan tingkat kepadatan yang makin tinggi dari A, B, ke C.

Keterangan gambar 1.10.

Peta ini meng-gambarkan tingkat kepadatan penduduk. Makin rapat jarak antara titik menunjukkan
daerah tersebut tingkat kepadatan penduduknya makin tinggi. Dapat disimpulkan daerah A memiliki kepadatan penduduk tertinggi dibandingkan dengan daerah B dan C. Simbol yang bersifat kuantitatif antara lain: simbol titik, batang, lingkaran, bola dan dapat pula dengan perbedaan warna.

3) Macam-macam simbol berdasarkan fungsinya.
Penggunaan simbol pada peta tergantung fungsinya, untuk menggambarkan bentuk-bentuk muka bumi di daratan, di perairan atau bentuk-bentuk budaya manusia.
Berdasarkan fungsinya simbol peta dapat dibedakan menjadi: simbol daratan, simbol perairan dan simbol budaya.

a) Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di daratan.
Contoh: gunung, pegunungan,
gunung api.




Gambar 1.11. Simbol daratan.

b) Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan.
Contoh: simbol perairan.



Gambar 1.12. Simbol perairan.


c) Simbol budaya, digunakan untuk simbolsimbol,
bentuk hasil budaya.
Contoh: simbol budaya.


Gambar 1.13. Simbol budaya.

b. Warna

Perhatikanlah peta yang ada di sekolah Anda, warna apa saja yang ada pada peta tersebut? Peta yang berwarna akan lebih indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas. Penggunaan warna pada peta harus sesuai maksud/tujuan si pembuat peta dan kebiasaan umum.

Contoh:
- laut, danau digunakan warna biru.
- temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
- curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
- dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter dari permukaan laut digunakan warna hijau.
- daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 sampai 3000 meter) digunakan warna coklat tua.

Warna berdasarkan sifatnya, ada dua macam yaitu warna bersifat kualitatif
dan bersifat kuantitatif.

Di bawah ini contoh warna yang bersifat kualitatif dan bersifat kuantitatif.



Gambar 1.14. Warna kualitatif penggunaan warna banyak memperlihatkan perbedaan (Sandi, Esensi, Kartografi, 1976).



Gambar 1.15. Warna kuantitatif. Perbedaan warna untuk memperlihatkan perbedaan tekanan (gradasi) atau perbedaan besar dan kecil. (Sandi, Esensi, Kartografi, 1976).

Contoh: simbol dan warna yang dipakai dalam peta.

Semarang Ibu kota propinsi dan kotamadya yang dapat digambarkan menurut skala.

Kupang Ibu kota propinsi yang tidak atau belum dapat digambarkan menurut skala.

Sukabumi Ibu kota kabupaten dan kotamadya yang tidak atau belum dapat digambarkan menurut skala.


Waimangura Kota kecamatan dan kota-kota lainnya.

+ + + + + Batas Negara

+ - + - + - Batas Propinsi

Batas Kabupaten

Jalan raya utama


Jalan lainnya baik beraspal atau tidak, yang lebarnya dapat dilalui mobil.
Jalan kereta api dan terowongan

Pipa minyak

Pelabuhan laut atau sungai

Cagar alam


Pelabuhan udara

Nomor kabupaten


Bendungan



Gambar 1.16. Contoh simbol umum yang dipakai pada sebuah peta

2. Simbol Dan warna Pada Peta Geologi
Peta geologi adalah gambaran penyebaran satuan batuan di permukaan bumi. Sehingga dalam peta geologi harus mencakup kedudukan dan struktur batuan yang dilengkapi dengan urutan batuan, gambaran bawah permukaan, serta topografi. Peta geologi dibuat dari hasil penyelidikan dan pengukuran di lapangan yang diterapkan pada peta dasar, umumnya adalah peta topografi.
Untuk dapat menggambarkan keadaan geologi pada suatu peta dasar, digunakan beberapa aturan teknis,antara lain perbedaan jenis batuan yang digambarkan dengan tanda atau warna, batas satuan batuan atau struktur harus berupa garis tegas dan penyebarannya harus mengikuti bentuk tubuh batuan beku (sill, batholit, dike, dan sebagainya). Sedangkan jenis batuan sedimen akan tergantung pada Jurus (Strike) dan Kemiringan (dip).


Simbol Jenis Satuan Batuan



Kolom Geologi

Simbol Pada Peta dan Tanda Litologi
Peta geologi menggunakan tanda-tanda yang menunjukkan jenis batuan, kedudukannya, serta struktur geologi yang ada pada daerah tersebut.


Penulisan Kedudukan Lapisan Batuan
Kedudukan lapisan batuan diukur dengan kompas geologi di lapangan. Oleh karena itu kerangka acuan yang dipakai umumnya arah utara atau selatan. Skala kompas dikenal dua jenis, yakni skala azimuth (0° - 360°) dan skala kwadran (0° - 90°) pada arah timur (E), Barat (W), atau Utara (N).
Contoh : Suatu lapisan memiliki strike berarah 120° dari utara ke timur dan dip 45° ke arah selatan-barat, dituliskan sebagai berikut :
- Skala azimuth : N 120° E/45 SW atau
- Skala kwadran : S 60° E/45 SW

Berikut contoh-contoh penulisan kedudukan lapisan batuan dan simbolnya :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar